Percayakan Anda bahwa perempuan gemuk itu cantik? Kalau anda percaya (meski saya belum mendengar alasan anda) syukurlah. Kalau anda belum percaya, baiknya bacalah kabar sebuah acara yang digelar di Surabaya pada tanggal 1 Mei 2008.
Sebuah acara unik yang sengaja dihadirkan guna memperingati hari Kartini. Acara itu bertajuk "Gemuk Itu Cantik". Inilah acara kontes wanita cantik yang unik. Di sana tidak kita temukan perempuan yang langsing, yang menurut sebagian besar orang merupakan tipe perempuan cantik. Acara yang dilangsungkan di mal Surabaya itu punya tujuan yang jelas, yakni untuk mengubur mitos kecantikan, untuk mengajak perempuan Indonesia agar tidak terlalu memusingkan tubuh. Sebab negeri ini masih banyak PR dan tanpa pikiran dan juang perempuan maka PR itu tidak akan bisa dikerjakan. Memikirkan bagaimana agar bertubuh bisa dikurangi itu tak masalah, namun demikian menjadi masalah apabila pikiran itu terlalu menggebu-gebu sehingga membuat perempuan dan ibu-ibu melupakan tugas utamanya.
Para kontestan wanita yang memiliki predikat "Big Size" atau istilah paling keren "BOHAI", sangat piawai dalam menjiwai acara tersebut. Mereka tampil dengan sangat percaya diri, anggun, dan membuat para penonton terkesima dan sebagian mungkin iri dengan kepercayaan diri mereka. Mungkin, ketika anda melihat langsung aksi panggung mereka, anda akan menebak-nebak isi hati mereka, dan mengatakan bahwa seakan-akan mereka yang paling cantik di antara wanita sedunia. Kemudian selepas menonton acara tersebut anda akan percaya dengan tajuk acara itu, Gemuk itu Cantik!
Kini, urusan cantik sebenarnya sudah mengalami perluasan makna. Bukan hanya urusan wajah dan rambut, dan tubuh. Tidak cuma kecantikan fisik, tetapi termasuk juga kesehatan dan kebugaran. Ada mungkin orang yang fisiknya distandarkan cantik oleh masyarakat, tetapi ia sakit-sakitan, ia gampang terserang sakit yang remeh. Maka, perempuan semacam ini, kalau menggunakan standar umum, ia belum sempurnalah kecantikannya.
Konsep kecantikan yang makin meluas ini kemudian menjadi peluang bagi produsen kosmetika dan para pengelola salon, dan tempat senam. Pergi ke salon untuk mempermak wajah dan rambut saja saya rasa kurang cukup. Masih perlu ada tambahan lain, yakni pergi ke tempat fasilitas kebugaran dan kosmetika yang komplit untuk merawat tubuh luar-dalam. Betapa standarisasi perluasan arti kecantikan ini sangat cepat menyebar. Maka, tidak heran kini banyak salon yang menyediakan juga fasilitas kebugaran.
Itulah pandangan umum masyarakat kapitalis-sekuler yang memisahkan antara nilai-nilai spiritual dengan kebutuhan-kebutuhan material, kecantikan bersifat sebatas fisik-materi semata. Dalam kultur seperti ini seorang wanita dianggap cantik hanya apabila memiliki jasmani yang memenuhi standar-standar kecantikan tertentu yang diakui khalayak. Itulah kecantikan artifisial.
Sementara dalam Islam, kecantikan seseorang itu bukan dinilai dari fisiknya tetapi dari ketakwaannya kepada Allah. Jadi, yang disebut orang cantik sesungguhnya adalah mereka yang hatinya bagus, aqidahnya kuat, dan ibadahnya istiqamah. Yang disebut wanita cantik dalam islam adalah mereka yang rajin membaca Qur’an dan mentadaburinya. Yang disebut wanita cantik dalam Islam bukan mereka yang langsing, bukan mereka yang wajahnya bebas dari jerawat.
Seberapa pun ketat anda mengatur pola makan. Seteratur apapun anda senam kebugaran untuk mengencangkan otot-otot tubuh. Semahal apapun make up yang anda gunakan. Sekuat apapun susuk memalsukan pandangan. Anda akan tetap tua. Waktu tak bisa dihentikan. Kulit anda lama-lama dan pasti akan keriput. Wajah anda akan juga menuju ketuaan. Suara anda akan hilang. Tubuh dan tulang anda akan ringkih. Anda, kita semua akan kembali seperti bayi. inilah dunia yang fana dan sangat menipu. Segala yang bersifat materi, fisikly, adalah memiliki sifat sementara.
Kita memang patut heran dengan manusia yang mementingkan kesenangan sesaat, dan memang demikianlah kebanyakan manusia. Manusia yang ingin selalu dan selalu disanjung, dihargai, dikatakan cantik menawan. Menurut psikolog Niniek L Karim: Salah satu sisi manusia yang dituju adalah rasa tidak aman pada diri mereka. Rasa tidak aman itu dieksploitasi sedemikian rupa, sehingga orang baru bisa merasa aman dan percaya dirinya tumbuh setelah ia merasa cukup cantik untuk tampil bekerja maupun bersosialisasi.
0 komentar:
Posting Komentar