Saat ini para desainer busana muslim Indonesia pun mempersembahkan koleksi dalam berbagai pilihan warna busana.. Panggung kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta menjadi saksi betapa perancang busana muslim Indonesia mulai luwes dalam mengadaptasi kebutuhan konsumen.
Apalagi kini mereka menyajikan rancangannya dalam kemasan yang lebih simpel, praktis, dan tentu saja bergaya kontemporer. Sebut saja Iva Lativah yang menampilkan koleksi penuh warna dengan lukisan bunga sebagai detail utama.
Garis rancangan bervolume yang tampak mengikuti busana adat Korea, hanbok, menjadikan koleksinya semakin sedap dipandang. Sementara, Hennie Noer menciptakan pelangi di atas catwalk dalam kemasan evening moslem wear. ”Muslimah saat ini memiliki gaya berbusana yang berbeda. Mereka memiliki banyak kegiatan yang menuntut untuk tampil praktis, dinamis, tapi tetap chic,” sebut Iva, yang mengatakan warna adalah salah satu unsur pendukung tampilan busana yang lebih chic.
Warna menjadi kekuatan rancangan Hannie Hananto yang dikombinasikan bersama napas art deco. Warna-warni ala Hannie ini tampil dalam desain futuristik yang kental dengan garis geometris sebagai aksen.
Dia pun tanpa ragu menempatkan ornamen unik, seperti halnya skenti pada tunik panjang maupun bentuk bahu yang tegas. Semua itu menciptakan pemandangan unik, harmonisasi warna-warna solid, juga padu padan aksesori berukuran jumbo yang menarik.
Hannie juga mengeksplorasi batik kuno benji yang memiliki motif geometris yang kemudian dikemas dalam nuansa warna permen nan ceria. Monika Jufry menyajikan koleksi penuh warna solid dengan tema yang cukup unik ”Eklektika Batavia” yang merupakan kombinasi unsur Melayu, Arab, dan China.
Namun sayang, koleksi Monika tidak memperlihatkan kombinasi tersebut secara kental, hanya gaya Oriental yang terlihat kuat di beberapa koleksi terakhir, dengan paduan warna merah menyala.
Rumah Mode Muslim Shafira pun tidak ketinggalan memberikan pilihan warna bagi para konsumennya. Fenny Musafa, sang desainer, rupanya memahami bahwa warna terang memiliki kekuatan untuk menonjolkan bentuk busana.
Menjadikan koleksi Shafira memiliki semburat warna-warna tropis yang kuat, menjadikan koleksi Fenny terlihat atraktif. Untuk pilihan warna, Fenny menyuguhkan tidak hanya warna-warna terang yang mendominasi, juga warna lembut dan elegan, layaknya cokelat, krem, dan hijau toska.
Hal ini tentu merupakan perubahan yang cukup jauh, mengingat koleksi Shafira yang banyak menggunakan one tone color. Lebih lanjut, Fenny menjelaskan hal itu dilakukannya agar busana muslim semakin banyak digunakan sebagai busana sehari-hari. Salah satu caranya adalah berpatokan pada arah tren mode dunia.
Lain lagi dengan brand busana muslim kaum muda, yang mengambil inspirasi dari interaksi yang terjadi dalam berbagai sendi kehidupan manusia masa kini akibat pengaruh pandangan globalisasi. Interaksi itu pun hadir dalam kombinasi warna ceria.
Warna dan bentuk dari berbagai kebudayaan berbaur menjadi sebuah rangkaian koleksi busana muslim bergaya modern, ringan, praktis, dan dinamis. Warna abu-abu yang lekat dengan citra perkotaan masa depan diperlembut palet kuning ceria yang mengingatkan akan sensasi alam tropis.
Selanjutnya, seni virtual yang sudah menjadi keseharian masyarakat urban diperlihatkan melalui cutting geometris serta motif serbakotak yang mengingatkan akan citra arsitektur modern.
Namun lagi-lagi, kesan dingin itu pun diperlembut dengan sentuhan etnik dari permainan ornamen maupun aksesori yang menjadi pelengkap busana.
Kemewahan dan glamorama busana muslim tidak lagi diperlihatkan dengan untaian payet ataupun manik-manik mewah, melainkan melalui cutting, warna, serta citra dramatis melalui teknik draperi.
Mengenai warna, sebagian desainer mengakui kalau palet yang dihadirkan dalam busana, selain mengikuti tren mode global, juga guna memenuhi permintaan konsumen. Menurut mereka, konsumen di Indonesia lebih menyukai koleksi yang penuh warna dengan bentukan-bentukan progresif.
0 komentar:
Posting Komentar