Sabtu, 09 Februari 2013

5 Kisah Nyata Dampak Krim Pemutih Wajah Berbahaya


 
Sahabat Beauty And Style- Wanita selalu ingin cantik sejak zaman dahulu. Di Indonesia, wanita akan mendapat pujian cantik bila kulitnya putih bersih bagai porselen.

Banyaknya permintaan akan kulit putih membuat banyak produsen memproduksi kosmetik yang dapat mencerahkan atau memutihkan kulit. Sebagian produk itu aman dan sudah mendapat izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, sayangnya, banyak krim pemutih berbahaya yang dipakai oleh wanita Indonesia. Ratusan merek krim pemutih berbahaya dan abal-abal dijual bebas, mulai dari pasar tradisional hingga toko online.

Krim pemutih racikan dokter, krim Syahrini, krim pemutih super atau apapun namanya, ada bahaya terselubung di dalamnya karena tidak ada izin dari badan kesehatan. Walaupun hasil yang diberikan instant, tetapi dalam jangka waktu lama, kesehatan Anda akan terancam.

Beberapa wanita yang menjadi korban krim pemutih berbahaya membagi pengalaman mereka melalui komunitas Misteri krim Syahrini dan lainnya di Facebook. Jadikan pengalaman mereka sebagai pelajaran agar Anda tidak menjadi korban berikutnya.

Mari kita liat pembahasannya.


Kena Diagnosis Kanker Payudara


 
Mayoritas krim pemutih abal-abal dan berbahaya memakai bahan merkuri. Padahal, merkuri adalah bahan yang tidak boleh masuk ke dalam tubuh manusia sekecil apapun. Penggunaan krim pemutih berbahaya justru meningkatkan risiko pemakainya dan orang di sekitar pemakai untuk terkontaminasi merkuri.

Dr. Retno I. Tranggono, SpKK menyebutkan bahwa pemakaian krim yang mengandung merkuri dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kanker kulit, kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru-paru, dan jenis kanker lainnya.


Melahirkan Bayi Prematur dan Cacat


 

Kontaminasi merkuri yang masuk ke dalam tubuh tidak hanya membahayakan wanita yang memakai krim pemutih berbahaya. Wanita yang sedang hamil dan menyusui tetapi terkontaminasi merkuri dapat membahayakan janin dan bayinya.

Seperti yang bisa Anda baca pada kisah di atas, ibu yang tetap memakai krim pemutih abal-abal harus melahirkan premature dengan kondisi fisik bayi yang tidak sempurna. Hal ini dapat terjadi karena merkuri masuk ke dalam aliran darah ibu kemudian masuk ke dalam aliran darah bayi. Sebagai racun, merkuri akan merusak sistem pembentukan dan perkembangan janin.


Keguguran Walaupun Sudah Berhenti Pakai Krim


 
Untuk ibu muda atau Anda yang sedang merencanakan kehamilan, kisah ini bisa menjadi gambaran bahwa efek racun dari krim pemutih berbahaya tetap ada walau pemakaian dihentikan. Seperti yang sudah dijelaskan pada halaman sebelumnya, merkuri dapat menjadi racun, tidak hanya pada ibu tetapi juga pada bayi yang dikandung.

Husniah Rubiana Thamrin Akib dari BPOM menyatakan bahwa merkuri sangat berbahaya karena termasuk logam berat. Sekecil apapun jumlah merkuri yang masuk ke dalam tubuh, maka akan menjadi racun. Merkuri yang dioleskan pada kulit dapat diserap kulit dan masuk ke dalam peredaran darah.


Sering Sakit-Sakitan Setelah Pakai Krim Pemutih


 
Efek pemakaian krim pemutih berbahaya tidak hanya terasa pada jangka panjang (sekitar 2-10 tahun), ada juga efek yang bisa langsung dirasakan pemakai. Mual, pandangan kabur, dan sering merasa pusing adalah efek dari bahan berbahaya krim yang masuk ke dalam tubuh.

Masih menurut Husniah Rubiana Thamrin Akib dari BPOM, efek samping pemakaian merkuri pada kulit adalah perubahan warna, bintik hitam, iritasi, kemerahan, bahkan kerusakan permanen susunan kulit, saraf, otak, ginjal dan gangguan perkembangan janin.


Kulit Lebih Sensitif dan Merah


 
Untuk beberapa wanita dengan kulit sensitif, efek samping penggunaan krim pemutih berbahaya bisa langsung terasa. Hanya dalam hitungan hari, kulit akan mengalami masalah serius dan mayoritas lebih sensitif terhadap sinar matahari. Selain itu, wajah akan mudah merah, terasa panas bahkan mengelupas hingga nadi merah di sekitar pipi terlihat jelas.

Banyak penjual yang mengatakan bahwa efek tersebut adalah bukti bahwa produk krim sedang bekerja. Padahal, itu adalah tanda-tanda kerusakan yang dialami kulit. Jika pemakaian diteruskan, maka kulit akan semakin 'tipis' dan tidak dapat memberikan perlindungan dari sinar matahari. Jika pemakaian diteruskan, maka flek hitam bahkan kanker kulit menjadi risiko yang harus ditanggung.

Sumber: Vemale.com



0 komentar:

Posting Komentar