Dalam sebuah kencan atau PDKT atau pertemuan apapun, dalam sekejap wanita targetmu akan membuat keputusan dalam pikiran bawah sadarnya apakah Anda adalah tipe pria yang memang menarik dan harus didapatkan (baca : GLOSSY) atau Anda adalah tipe pria murahan, ngarep dan membutuhkan dirinya (baca: LOSSY) yang dengan senang hati ‘membuktikan’ dirimu sendiri dengan membawanya ke tempat-tempat makan yang mahal, mengajaknya nonton di tempat-tempat yang keren, memberinya banyak bunga dan boneka, dst.
Ingat, dalam sekejap saja.
Salah satu kalimat yang sering digunakan para pria saat PDKT baru dimulai adalah “Jalan yuk kapan-kapan?” Sepertinya tidak ada yang salah, terdengar innocent sekali kan ya?
Kalimat itu secara implisit berkata, “Hey, saya pria yang baik dan saya ingin mengajakmu jalan-jalan, makan, nonton, sehingga kamu punya waktu untuk mengenal saya lebih dalam…” Ya mungkin itu terlihat memang tipe pesan yang tepat untuk disampaikan pada wanita target.
Tapi coba lihat lebih dalam tentang apa yang sebenarnya Anda ucapkan saat Anda menyampaikan seperti itu.
1. Anda MEMULAI hubungan dengan menawari untuk memberikan dia sesuatu, dan lebih penting lagi Anda menciptakan EKSPEKTASI. Dengan kata lain, saat Anda melakukan hal tersebut, Anda menciptakan ekspektasi dalam dirinya bahwa Anda akan SELALU melakukan hal tersebut. Itu sebabnya Anda kemudian jadi terjerat untuk terus melakukan hal-hal serupa hanya untuk sekadar mempertahankan perhatiannya padamu saja (belum yang lain). Perhatikan penggunaan kata “mempertahankan perhatiannya”, bukan meningkatkan perhatiannya.
2. Secara tidak langsung Anda mengatakan, “Saya merasa saya perlu menggunakan sejumlah jenis suapan untuk bisa bertemu dengan Anda lagi.” Walaupun mungkin Anda berkata, “Ah gak kok, itu bukan untuk nyogok,” tapi pada kenyataannya Anda sedang menyuap dia, bro.
3. Saat Anda mengajak wanita keluar dan dengan luar biasa membuktikan dirimu sangat suka membayari dia apapun yang dia mau, Anda membuat sang wanita tidak memiliki pilihan selain mengelompokkanmu bersama ratusan bahkan mungkin ribuan pria lainnya yang melakukan hal sama pada dirinya. Kalian semua masuk ke dalam kategori ‘pria rata-rata’ , ‘pria nice guy’ dan hal-hal lainnya yang kita biasa sebut LOSSY. Dia tidak bisa melihat apa yang berbeda dari diri Anda dan pria-pria ini selain harga pemberian kalian dan wajah kalian. Itulah sebabnya mereka memilih berdasarkan kekayaan atau kegantengan, karena sisanya sama semua.
Sekarang Anda mungkin akan menyangkalnya tetapi sayangnya memang itu yang terlihat dari pria-pria yang PDKT dengan bayarin nonton, bayarin makan, bayarin pulsa, bayarin ini bayarin itu dan bayarin bayarin lainnya demi mendapatkan secuil kesempatan untuk menunjukkan betapa Anda menganggap dirinya berharga (sementara Anda biasa-biasa saja).
Guys, Anda akan berakhir sama dengan ratusan pria-pria lain yang menggunakan uang dan sogokan dan hadiah untuk mendapatkan wanita. Anda akan berakhir merenung dan menyesali semua investasi yang tak akan pernah kembali itu.
Ada dua jenis usaha dalam PDKT. Pertama, berusaha untuk membuatnya tertarik. Bila Anda gagal, maka Anda akan mengulang dari nol pada gebetan yang lain. Kedua, berusaha untuk membuat diri menarik. Bila Anda gagal, maka Anda akan tetap menarik.
Terserah Anda mau berinvestasi ke pilihan yang mana
Ingat, dalam sekejap saja.
Salah satu kalimat yang sering digunakan para pria saat PDKT baru dimulai adalah “Jalan yuk kapan-kapan?” Sepertinya tidak ada yang salah, terdengar innocent sekali kan ya?
Kalimat itu secara implisit berkata, “Hey, saya pria yang baik dan saya ingin mengajakmu jalan-jalan, makan, nonton, sehingga kamu punya waktu untuk mengenal saya lebih dalam…” Ya mungkin itu terlihat memang tipe pesan yang tepat untuk disampaikan pada wanita target.
Tapi coba lihat lebih dalam tentang apa yang sebenarnya Anda ucapkan saat Anda menyampaikan seperti itu.
1. Anda MEMULAI hubungan dengan menawari untuk memberikan dia sesuatu, dan lebih penting lagi Anda menciptakan EKSPEKTASI. Dengan kata lain, saat Anda melakukan hal tersebut, Anda menciptakan ekspektasi dalam dirinya bahwa Anda akan SELALU melakukan hal tersebut. Itu sebabnya Anda kemudian jadi terjerat untuk terus melakukan hal-hal serupa hanya untuk sekadar mempertahankan perhatiannya padamu saja (belum yang lain). Perhatikan penggunaan kata “mempertahankan perhatiannya”, bukan meningkatkan perhatiannya.
2. Secara tidak langsung Anda mengatakan, “Saya merasa saya perlu menggunakan sejumlah jenis suapan untuk bisa bertemu dengan Anda lagi.” Walaupun mungkin Anda berkata, “Ah gak kok, itu bukan untuk nyogok,” tapi pada kenyataannya Anda sedang menyuap dia, bro.
3. Saat Anda mengajak wanita keluar dan dengan luar biasa membuktikan dirimu sangat suka membayari dia apapun yang dia mau, Anda membuat sang wanita tidak memiliki pilihan selain mengelompokkanmu bersama ratusan bahkan mungkin ribuan pria lainnya yang melakukan hal sama pada dirinya. Kalian semua masuk ke dalam kategori ‘pria rata-rata’ , ‘pria nice guy’ dan hal-hal lainnya yang kita biasa sebut LOSSY. Dia tidak bisa melihat apa yang berbeda dari diri Anda dan pria-pria ini selain harga pemberian kalian dan wajah kalian. Itulah sebabnya mereka memilih berdasarkan kekayaan atau kegantengan, karena sisanya sama semua.
Sekarang Anda mungkin akan menyangkalnya tetapi sayangnya memang itu yang terlihat dari pria-pria yang PDKT dengan bayarin nonton, bayarin makan, bayarin pulsa, bayarin ini bayarin itu dan bayarin bayarin lainnya demi mendapatkan secuil kesempatan untuk menunjukkan betapa Anda menganggap dirinya berharga (sementara Anda biasa-biasa saja).
Guys, Anda akan berakhir sama dengan ratusan pria-pria lain yang menggunakan uang dan sogokan dan hadiah untuk mendapatkan wanita. Anda akan berakhir merenung dan menyesali semua investasi yang tak akan pernah kembali itu.
Ada dua jenis usaha dalam PDKT. Pertama, berusaha untuk membuatnya tertarik. Bila Anda gagal, maka Anda akan mengulang dari nol pada gebetan yang lain. Kedua, berusaha untuk membuat diri menarik. Bila Anda gagal, maka Anda akan tetap menarik.
Terserah Anda mau berinvestasi ke pilihan yang mana
0 komentar:
Posting Komentar