Wajah yang terlihat tak ramah, jari yang sering menunjuk-nunjuk, suara keras bernada kesal. BIasanya pria yang sudah lanjut usia menunjukkan ciri-ciri seperti ini. Target kemarahan mereka bisa banyak hal, mulai masalah ekonomi hingga kelakuan anak-anak muda.
Beberapa ahli menyebut kecenderungan ini "Grumpy Old Man Complex" atau penyakit kompleks pria tua pemarah. Anggapan bahwa semakin tua pria semakin cenderung menjadi pemarah ternyata tak hanya stereotip. Kenyataannya hal ini memang terjadi secara ilmiah.
Berdasarkan Mayo Clinic, ketika pria semakin tua tingkat testosteron mereka semakin menurun. Hal ini kemudian membuat mood mereka memburuk dan berubah-ubah, ungkap Dr Ridwan Shabsigh, kepala International Society of Men's Health di New York City.
"Testosteron adalah hormon yang yang digunakan untuk meningkatkan otot, menurunkan lemak dalam tubuh, mempengaruhi energi dan keinginan seksual pada pria. Meski begitu, hormon ini juga mempengaruhi secara psikis. Dalam beberapa kasus, pria akan merasa tidak mood dan mudah marah," jelas Shabgish, seperti dilansir oleh NBC News .
Beberapa penyakit seperti diabetes, ginjal dan penyakit metabolisme lainnya juga diketahui bisa menurunkan kadar testosteron.
"Pasien dengan tingkat testosteron rendah biasanya memberitahu bahwa mereka jadi susah konsentrasi dan lebih susah bertoleransi terhadap keadaan di rumah sehari-hari. Kemampuan bertoleransi dan mengatasi rasa marah berkurang ketika testosteron menurun," tambah Shabgish.
Pada pria, tingkat testosteron stabil dan normal hingga usia 60 tahun. Setelah itu tingkat testosteron semakin menurun. Berdasarkan American Association of Clinical Endocrinology, hampir 30 persen pria berusia di atas 75 tahun memiliki kadar testosteron rendah. Meski begitu, hingga saat ini penanganan medis untuk hal ini masih belum diperdebatkan di kalangan ahli, berdasarkan Mayo Clinic.
Beberapa ahli menyebut kecenderungan ini "Grumpy Old Man Complex" atau penyakit kompleks pria tua pemarah. Anggapan bahwa semakin tua pria semakin cenderung menjadi pemarah ternyata tak hanya stereotip. Kenyataannya hal ini memang terjadi secara ilmiah.
Berdasarkan Mayo Clinic, ketika pria semakin tua tingkat testosteron mereka semakin menurun. Hal ini kemudian membuat mood mereka memburuk dan berubah-ubah, ungkap Dr Ridwan Shabsigh, kepala International Society of Men's Health di New York City.
"Testosteron adalah hormon yang yang digunakan untuk meningkatkan otot, menurunkan lemak dalam tubuh, mempengaruhi energi dan keinginan seksual pada pria. Meski begitu, hormon ini juga mempengaruhi secara psikis. Dalam beberapa kasus, pria akan merasa tidak mood dan mudah marah," jelas Shabgish, seperti dilansir oleh NBC News .
Beberapa penyakit seperti diabetes, ginjal dan penyakit metabolisme lainnya juga diketahui bisa menurunkan kadar testosteron.
"Pasien dengan tingkat testosteron rendah biasanya memberitahu bahwa mereka jadi susah konsentrasi dan lebih susah bertoleransi terhadap keadaan di rumah sehari-hari. Kemampuan bertoleransi dan mengatasi rasa marah berkurang ketika testosteron menurun," tambah Shabgish.
Pada pria, tingkat testosteron stabil dan normal hingga usia 60 tahun. Setelah itu tingkat testosteron semakin menurun. Berdasarkan American Association of Clinical Endocrinology, hampir 30 persen pria berusia di atas 75 tahun memiliki kadar testosteron rendah. Meski begitu, hingga saat ini penanganan medis untuk hal ini masih belum diperdebatkan di kalangan ahli, berdasarkan Mayo Clinic.
0 komentar:
Posting Komentar