A. Tri Sulfianti Syam menceritakan kisah pengalamannya pertamakali mengenakan hijab saat masih kelas 2 SMU tetapi pada waktu itu belum yakin sepenuhnya untuk mengenakan hijab atau bisa dibilang masih suka bongkar pasang (tergantung mood), namun semenjak peristiwa mimpi aneh yang dialami yaitu mimpi menangis melihat orang sholat di depan ka'bah Ia merasa mendapat teguran oleh Allah SWT dan keesokan harinya pada tanggal 24 April 2006 Ia pun berkomitmen pada diri sendiri untuk terus mengenakan hijab dan tidak ada lagi istilah ''bongkar pasang".
Alhamdulillah.. seiring berjalannya waktu gadis yang lulusan Universitas Muhammadiyah Jakarta jurusan Kesehatan Masyarakat ini merasa nyaman berhijab dan seperti ada perubahan dalam diri. Ia merasa jadi lebih feminin dan yang pasti jadi suka membaca terutama bacaan buku Islami. Selama kurang lebih 7 tahun berhijab pengalaman yang lebih memantapkannya yaitu pada peristiwa bulan mei kemarin dimana Ia melamar di salah satu Rumah Sakit swasta dan lolos hingga tahap medical check namun yang membuat Ia kecewa yaitu pihak manajemen dari rumah sakit tersebut mengatakan kepadanya bahwa "Jika anda diterima di tempat kami apakah anda rela untuk tidak berhijab selama jam kerja?" Maka dengan sangat yakin Ia menjawab ''maaf pak saya tidak bersedia", alhasil Ia kehilangan kesempatan tersebut.
Walaupun hingga saat ini masih pengangguran namun Ia tidak pernah menyesali kejadian tersebut karena menurutnya buat apa menerima pekerjaan yang nantinya akan menjauhkannya dari perintah utama Allah bagi kaum Muslimah. Walaupun Ia menyadari bahwa hijabnya belum sepenuhnya sempurna di mata Allah namun Ia yakin bahwa Allah lebih menyayanginya dibandingkan wanita-wanita muslim yang tidak berhijab.
Alhamdulillah.. seiring berjalannya waktu gadis yang lulusan Universitas Muhammadiyah Jakarta jurusan Kesehatan Masyarakat ini merasa nyaman berhijab dan seperti ada perubahan dalam diri. Ia merasa jadi lebih feminin dan yang pasti jadi suka membaca terutama bacaan buku Islami. Selama kurang lebih 7 tahun berhijab pengalaman yang lebih memantapkannya yaitu pada peristiwa bulan mei kemarin dimana Ia melamar di salah satu Rumah Sakit swasta dan lolos hingga tahap medical check namun yang membuat Ia kecewa yaitu pihak manajemen dari rumah sakit tersebut mengatakan kepadanya bahwa "Jika anda diterima di tempat kami apakah anda rela untuk tidak berhijab selama jam kerja?" Maka dengan sangat yakin Ia menjawab ''maaf pak saya tidak bersedia", alhasil Ia kehilangan kesempatan tersebut.
Walaupun hingga saat ini masih pengangguran namun Ia tidak pernah menyesali kejadian tersebut karena menurutnya buat apa menerima pekerjaan yang nantinya akan menjauhkannya dari perintah utama Allah bagi kaum Muslimah. Walaupun Ia menyadari bahwa hijabnya belum sepenuhnya sempurna di mata Allah namun Ia yakin bahwa Allah lebih menyayanginya dibandingkan wanita-wanita muslim yang tidak berhijab.
0 komentar:
Posting Komentar