Ukhti Febrian Nur Vianti mulai berjilbab ketika masih sekolah di SMA, pada saat itu Ia mau tidak mau harus mengenakan jilbab karena sekolah di pesantren. flashback ketika masih SMP Ia merupakan anak yang bisa dibilang " nakal ", Ia jarang dirumah tapi suka main bersama teman-temannya sampai akhirnya orang tua menawarkan padanya untuk masuk pesantren di Jombang. kata umi " mau jadi apa kamu kalau sekolah disini ( di Bali ), pergaulan kayak gini" kemudian Ia menyetujui kemauan orangtuanya untuk disekolahkan di pesantren.
Ketika Ukhti cantik yang masih merupakan mahasiswi di Universitas Brawijaya ( UNIBRA ) Malang ini sudah dipesantren tentu Ia harus menggunakan jilbab kemana-mana. tidak sedikit cobaan untuk melepasnya, apalagi ketika Ia pulang ke rumah di Bali banyak teman yang masih seusia dengannya bilang "ngapain berjilbab kan masih muda, jilbaban nanti kalau sudah tua saja" tahun kedua dipesantren Ia semakin yakin untuk terus mengenakan jilbab dan tidak ingin melepas.
Pada saat Ia bertemu dengan teman-temannya di masa SMP ( di bali ), mereka tidak percaya bila Ia bisa istiqomah dalam berhijab dan tidak percaya juga Ia bisa betah dipesantren. namun Ia buktikan kepada mereka semua, bahwa Ia bisa istiqomah mengenakan jilbab, karena menutup aurat merupakan sebuah kewajiban seorang muslimah, bukan sekedar aksesoris yang bisa kapan saja dipakai dan dilepas, menutup aurat merupakan sebuah kewajiban murni perintah dari Allah untuk muslimah yang telah baligh. Ia juga bisa membuktikan kepada mereka bahwa Ia bisa lulus dari pesantren, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bisa berubah jauh lebih baik. Alhamdulillah sampai saat ini Ia masih mengenakan jilbab , dan sangat berterimakasih kepada umi yang menyarankannya untuk bersekolah dipesantren. ternyata setelah berjilbab banyak hidayah yang datang, selain menjadi pribadi yang tambah baik juga bisa berkumpul dengan orang-orang yang baik dilingkungan yang baik pula.
Ketika Ukhti cantik yang masih merupakan mahasiswi di Universitas Brawijaya ( UNIBRA ) Malang ini sudah dipesantren tentu Ia harus menggunakan jilbab kemana-mana. tidak sedikit cobaan untuk melepasnya, apalagi ketika Ia pulang ke rumah di Bali banyak teman yang masih seusia dengannya bilang "ngapain berjilbab kan masih muda, jilbaban nanti kalau sudah tua saja" tahun kedua dipesantren Ia semakin yakin untuk terus mengenakan jilbab dan tidak ingin melepas.
Pada saat Ia bertemu dengan teman-temannya di masa SMP ( di bali ), mereka tidak percaya bila Ia bisa istiqomah dalam berhijab dan tidak percaya juga Ia bisa betah dipesantren. namun Ia buktikan kepada mereka semua, bahwa Ia bisa istiqomah mengenakan jilbab, karena menutup aurat merupakan sebuah kewajiban seorang muslimah, bukan sekedar aksesoris yang bisa kapan saja dipakai dan dilepas, menutup aurat merupakan sebuah kewajiban murni perintah dari Allah untuk muslimah yang telah baligh. Ia juga bisa membuktikan kepada mereka bahwa Ia bisa lulus dari pesantren, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bisa berubah jauh lebih baik. Alhamdulillah sampai saat ini Ia masih mengenakan jilbab , dan sangat berterimakasih kepada umi yang menyarankannya untuk bersekolah dipesantren. ternyata setelah berjilbab banyak hidayah yang datang, selain menjadi pribadi yang tambah baik juga bisa berkumpul dengan orang-orang yang baik dilingkungan yang baik pula.
0 komentar:
Posting Komentar